Suamiku melenguh,
Kenapa Tuan Jantanku?
Kala ku kecil
Dihardik tuk tak menangis
Dihardik tuk tak melebar rasa
Suamiku melenguh,
Kenapa Tuan Jantanku?
Kala ku dewasa
Dihardik tuk tak bermanis madu
Dihardik tuk tak melemas akal
Suamiku melenguh,
Kenapa Tuan Jantanku?
Kala ku tua
Dihardik tuk tak beriba hati
Dihardik tuk selalu bermuka besi
Kujambak rambut cepaknya
Dan betinalah!
Sri Betina, Munster 23.03.2008
***
Catatan
Puisi ini ditulis sahabat saya. Seorang feminis. Seorang peneliti bahasa. Dan Betinalah! adalah sebuah seruan, bahwa menangis, atau merengek, perlu bagi laki-laki. Agar "maskulinitas tidak jadi durjana," kata dia. Kemarin, pacar saya juga bicara hal yang mirip-mirip. "Say, masak logika di tempat pertama terus, sementara perasaan juara dua melulu."
23 Maret, 2008
Dan Betinalah!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menangkap ikan di Danau Tondano, Sulawesi Utara (Foto: S Mumbunan).
Baca juga
Salah kaprah "Ekonomi pasar sosial"?
Elite muda Jakarta bikin ikrar. Mereka mengibarkan ekonomi pasar sosial dan sosial-demokrasi. Adakah yang keliru dengan konsep kaum muda itu?
Membongkar korupsi di utara Minahasa
Bupati Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, menuntut warganya sendiri milyaran Rupiah. Mengapa anak-anak muda setempat melawan Bupatinya? Apa kaitannya dengan Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur?
Posting terbaru
.
Komentar
2 komentar:
Semoga Hadiah Telur Paskah ini sanggup membuat engkau dihajar tangis. Jika engkau tak sanggupkan tangis. Kutakutkan engkau kan Dur Angkara.
Sri Betina, Munster 23.03.2008
sekali-sekali (jika mungkin) perasaan berada pada urutan nomor satu tidak akan mengubah 'gender' sedari lahir bukan ?
po, 100% logika itu bukan cetakan utk manusia, ia hanya meminjam raga tapi tak ber 'isi', tak ber '(r)asa'. Aneka 'rasa' dan perasaan yg (boleh) dirasakan manusia tidak punya pembagian kelas khusus jantan atau khusus betina !
(^_^)
Posting Komentar