25 Maret, 2008

Tuna kaleng Indonesia di Jerman

Setelah lama mencari, akhirnya saya temukan juga: ikan tuna kaleng buatan Indonesia.

Saya sedang belanja di gerai serba ada Real, di Oststeinbeck, dekat kota Hamburg. Real merupakan salah satu jaringan supermarket di Jerman, milik Metro Group.

Menurut situs internet perusahaan, Real punya 442 supermarket di Jerman, Polandia, Rumania, Turki serta Rusia. Metro Group sendiri adalah pemain besar dalam industri konsumsi dan distribusi makanan.

Saya datang ke sana bersama Kartini Mumme. Gerai yang kami kunjungi itu dulu ditempati Wal Mart yang kini berhenti beroperasi.

Tante Kartini, begitu saya biasa memanggilnya, berencana membuat kue panada. Kue khas orang Manado ini biasanya diisi ikan. Tante Kartini berasal dari Sonder, Minahasa. Ia sudah tiga puluh lima tahun tinggal di kota Hamburg.

"Beberapa waktu lalu, ikan tuna dari Indonesia malah sempat tidak ada di rak. Mungkin de pe kualitas stou," ujar Tante Kartini, berspekulasi.

Selama sekitar nyaris tiga tahun di Jerman, saya memang belum pernah menemukan ikan kaleng dari negeri sendiri. Baik di kota tempat saya tinggal atau yang saya kunjungi. Saya mencarinya di berbagai supermarket. Lidl, Penny, Plus, Aldi, Kaufland dan Edeka. Usaha itu selalu saja berakhir tanpa hasil.

Saya suka makan ikan. Dan tidak seperti di Manado, ikan adalah barang mahal di Jerman. Untuk menuruti kegemaran tersebut saya mengakalinya dengan beli ikan kaleng. Biasanya digoreng pedas atau disantap mentah, bersama salad. Kadang-kadang diluluri remoulade.

Dulu saya sempat melakukan riset amatiran tentang kompensasi buruh harian pada sebuah perusahaan ikan kaleng berorientasi ekspor. Saya jadinya sedikit akrab dengan bagaimana industri ikan kaleng bekerja.

Salah satu tujuan ekspor utama perusahaan ini adalah Eropah, selain Amerika Utara.

Pabrik ikan miliknya berada di Bitung. Di dalam kawasan KAPET, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Bitung adalah kota pelabuhan di utara Sulawesi.

Perusahaan ini milik kelompok Sinar Mas, sebuah konglomerasi besar di Indonesia. Terutama ketika perusahaan mengejar target produksi pesanan ekspor, buruh bekerja dalam keadaan yang kurang manusiawi. Sebagian besar buruh adalah perempuan.

Upah rendah mengharuskan 4 sampai 5 buruh menyewa satu kamar kecil yang sekaligus berfungsi sebagai dapur. Mereka tidur di ruangan pengap itu. Tak jauh dari tumpukan bantal terletak satu kompor minyak yang dipakai bersama. 100 orang seperti mereka saya wawancarai.

Di gerai serba ada itu, satu kaleng harganya 65 sen Euro. Atau sekitar 7.800 Rupiah dengan padanan nilai tukar 1 Euro = 12.000 Rupiah.

Berat bersih per kaleng 185 gram. Bercampur dengan minyak bunga matahari. Asal negara hanya tertulis "Indonesia", tidak terdapat informasi lanjut tentang nama tempat atau kota.

Ikan tuna kaleng tersebut diimpor ke Jerman oleh perusahaan GOLDHAND Vertriebsgesellschaft mbH. Alamatnya di Schlaeterstrasse 5, D-40235, Duesseldorf.

Saya melihat-lihat jejeran ikan kaleng lainnya di sebelah atas dan samping rak. Untuk ikan kaleng dengan kategori berat yang sama, produksi dari Ekuador dijual seharga 1,15 Euro setiap kalengnya. Tidak ada campuran minyak apapun dalam produk ini.

Produksi Thailand yang dicampur minyak oliven, berbandrol harga 1,75 Euro. Dari Cekoslowakia, untuk berat 80 gram, 2 kalengnya dijual dengan harga 1,85 Euro.

Ikan kaleng produksi Indonesia dijual dengan harga jauh lebih murah dibanding produksi negara-negara lain untuk produk dan kategori sejenis. Ditempatkan di deretan bawah pada seksi ikan kaleng.

Di sudut kiri rak. Paling bawah.

***

Hamburg, 7 Agustus 2007


Kredit foto: WDR5.

8 komentar:

Satria Anandita mengatakan...

Pak Sonny,

Saya pikir anda sudah tahu cara menulis yang seksi. Naskah ini sangat singsat. Gerak ceritanya cepat. Dalam pembacaan sekilas saya tidak menemukan adanya lemak sedikitpun di sini.

Satria Anandita mengatakan...

Ngomong-ngomong soal ikan, saya suka banget dengan roa. Apa cakalang sampai di Jerman juga? :)

Sonny Mumbunan mengatakan...

Terima kasih Satria karena sudah membaca tulisan ini sekaligus memeriksa lemaknya :)

Soal ikan. Sepertinya cakalang (skipjack) masuk Jerman. Hanya tidak ditulis sebagai cakalang. Sepengetahuan saya, biasanya cuma ditulis "Thunfisch" alias ikan tuna. Di sapurata. "Tuna kecil" semacam cakalang, atau pelamis, tidak diberi keterangan.

Ikan Roa barangkali yang tidak masuk Jerman. Atau mungkin karena saya belum benar-benar mencarinya :) Omong-omong, dari mana Satria kenal dan mencicipi ikan roa di Salatiga?

Salam, Sonny

Sisipan:
Satria adalah mahasiswa UKSW Salatiga. Ia juga belajar jurnalisme dan mengelola www.orangmuda.com. Di situs pribadi itu, saya bertanya soal kalimat yang banyak lemak dan kata-kata klise tidak berguna. Saya juga meminta beberapa contoh. Berikut adalah jawabannya.

Contoh I kalimat yang berlemak:
Kedatangan kami disambut dengan hangat oleh para penduduk desa.

Kata “dengan hangat” itulah lemaknya. Selain itu, ia juga membatasi interpretasi pembaca. Sambutan yang bagaimana yang dimaksud “dengan hangat?” Dengan senyuman kah? Dengan api obor kah (malah kepanasan)? Atau dengan selimut tebal kah? Kata-kata sifat seperti “hangat,” “ramah,” “baik” itu relatif. Tiap orang punya ukuran beda-beda. Jadi, akan lebih baik jika yang dituliskan detail kejadiannya saja.

Contoh yang seksi:
Kedatangan kami disambut dengan kembang api oleh para penduduk desa. atau Kami disambut oleh para penduduk desa. Ada kembang api juga.

Kata “kembang api” menggambarkan suasana dengan lebih nyata dan hidup. Selain itu, pembaca juga dapat menafsirkan sendiri apakah para pendatang itu adalah orang-orang biasa ataukah orang-orang yang spesial di mata para penduduk desa jika penyambutannya sampai memakai kembang api segala.

Contoh II kalimat berlemak:
Bapak Joni Tit SE, MSc, PhD, (45) bercerita tentang anaknya yang sedang opname di rumah sakit dengan sedih.

Kata “bapak” tidak perlu dipakai. Kesannya primordial. Lalu penggunaan gelar dan informasi umur juga tidak berguna. Apa relevansinya gelar kesarjanaan dan usia yang 46 tahun itu dengan cerita tentang anak yang sedang opname? Kata-kata “di rumah sakit” juga bisa disebut lemak. Dimana-mana kalo opname ya di rumah sakit. Apa ada tempat yang lain? Kata-kata “dengan sedih” (sekali lagi) adalah klise (namanya anak sakit ya pasti sedih) dan membatasi interpretasi pembaca (sedih itu seperti apa?).

Contoh yang seksi:
Joni Tit bercerita tentang anaknya yang sedang opname. Air matanya bercucuran. atau Joni Tit bercerita tentang anaknya sedang opname. Sesekali ia tertawa terbahak-bahak.

Kontradiksi malah bisa bikin tulisan jadi seksi. Anak lagi opname, bapaknya malah ketawa. Interpretasi pembaca juga bisa macam-macam jadinya. Bisa jadi Joni Tit itu orang gila, bisa juga Joni Tit bukan bapak kandung, atau bisa juga dia ketawa untuk nutupin kesedihannya.

Anonim mengatakan...

Hi Sonny ... pa kabar ? baru sekarang bisa niggalin jejak ...btw rupa so tambah endut kang ? hihihi ...apa karena so jarang makan ikan ?

salam bae jo,
Pretty

lita titip salam

Anonim mengatakan...

Halo Pretty,

kabar bae. Iyo, so lebe gendut :)
Salam buat Lita juga.

- Sonny

Anonim mengatakan...

hi sonny,
salam kenal.
ga sengaja nemu site ini pas search 'kue khas sulawesi utara'.

saya penggemar berat ikan roa dan cakalang fufu. kebetulan saya lahir dan besar di bolaang mongondow. sekarang saya di bali, jadi suka kangen sama makanan khas sana.

kalopun tulisan ini ga begitu nyambung sama artikelnya, hehe... anggap aja nyambung.

salam,
wisna

Anonim mengatakan...

Halo Wisna, salam kenal juga.

Di Bali, bisa dapat ikan roa dan cakalang fufu? :) Asyik dong.

- Sonny

tosca mengatakan...

Benar2 indonesia :) Akalnya ada aja. yang penting bisa... hehehehe












Menangkap ikan di Danau Tondano, Sulawesi Utara (Foto: S Mumbunan).

Baca juga

Salah kaprah "Ekonomi pasar sosial"?

Elite muda Jakarta bikin ikrar. Mereka mengibarkan ekonomi pasar sosial dan sosial-demokrasi. Adakah yang keliru dengan konsep kaum muda itu?

Membongkar korupsi di utara Minahasa

Bupati Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, menuntut warganya sendiri milyaran Rupiah. Mengapa anak-anak muda setempat melawan Bupatinya? Apa kaitannya dengan Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur?


Posting terbaru

.

Komentar