11 Februari, 2008

Jembatan Keledai untuk Der Die Das

Sabtu lalu si Cya melanjutkan kursus. Kursus Bahasa Jerman dia di Goethe Institut sempat terhenti, sejak Jakarta disergap banjir.

Sepulang kursus, dia menelepon saya.

"Say, ada Jembatan Keledai ngga untuk belajar tu Der Die Das?", tanya dia dari seberang telepon, dengan logat Manado yang khas.

Rupanya dia sedang mencari siasat untuk memudahkan dirinya menghapal dan mengingat artikel dalam Bahasa Jerman.

Dalam Bahasa Jerman, terdapat tiga artikel dasar: Der, Die dan Das. "Der" digunakan untuk menunjuk kata benda yang maskulin; "Die" untuk feminin, juga untuk jamak; sementara kata benda netral mengunakan artikel "Das".

Repotnya, dalam Bahasa Jerman tidak pernah ada patokan, kelompok kata benda mana saja yang masuk kategori feminin, maskulin atau netral.

Ambil contoh kata "Maedchen". Kata Jerman untuk gadis atau perempuan muda ini masuk kategori netral, bukan feminin. Jadinya Das Maedchen, bukan Die Maedchen. Saya dapat mengerti, mengapa Cya mencari-cari Jembatan Keledai.

Sebagai pembanding, dalam Bahasa Inggris pasangan artikel dan kata benda jauh lebih mudah diingat. Penggunaannya begitu jelas. Kita cukup melihat huruf pertama dari kata benda tersebut, beres.

Bahasa Inggris punya tiga artikel: The, A dan An. "The" untuk kata benda yang sudah dirujuk; "A" untuk kata benda yang diawali huruf mati; "An" dipakai untuk kata benda dengan huruf hidup (a, i, u, e, o) dan untuk kata benda berhuruf mati tetapi berbunyi seperti huruf hidup, misalnya huruf mati "h" dalam kata "hour" (jam).

Kata "Apple" misalnya pasti menggunakan artikel "An", karena huruf hidup di awal kata tersebut.

Di Sekolah Menengah, salah satu taktik yang kerap kita gunakan untuk urusan hapal-menghapal adalah menggunakan Jembatan Keledai. Otak kita lantas dimanipulasi sedemikan rupa agar berfungsi lebih. Dengan membangun jembatan antara asosiasi tertentu dengan apa yang ingin kita hapal, misalnya.

Lalu, bagaimana dong menghapal artikel dalam bahasa Jerman?

Cya yang malang. Tidak ada pilihan bagi perempuan manis dan cerdas ini selain mengingat artikel-artikel tersebut bersama kata-kata benda pasangannya. "Tidak ada" Jembatan Keledai yang bisa dia gunakan.

Memang, terdapat beberapa kecenderungan kata yang bisa membantunya. Misalnya, kata-kata benda dengan akhiran tertentu biasanya menggunakan artikel "Die". Seperti kata dengan akhiran -ung. Contoh: Die Uebung [latihan], Die Gestaltung [bentuk], atau Die Weltanschauung [filsafat hidup, carapandang].

Meski demikian, ada begitu banyak pengecualian dalam Bahasa Jerman. Cukup banyak untuk membuat pengecualian tersebut menjadi "aturan" yang baru.

Begitulah. Deutsche Sprache, schwere Sprache, kata orang. Bahasa Jerman, bahasa yang rumit. Barangsiapa yang pernah belajar bahasa ini tahu persoalan itu. Kita pantas iri dengan orang Jerman yang "tidak pernah" harus belajar gramatik dalam bahasa mereka sendiri.

Saya tertawa mendengar pertanyaan dia di telepon itu. Dia juga ikut tertawa. "Ntar juga jadi hapal sendiri", saya memberi semangat.

Dalam sambungan telepon yang terentang belasan ribu mil, kami akhirnya tertawa sama-sama.


***



CATATAN NO. 1

Artikel penunjuk kata benda yang disinggung di atas adalah artikel dalam bentuk penggunaan yang paling dasar dalam Bahasa Jerman. Penggunaan dalam apa yang biasa disebut Genus. Misalnya Der Stern [bintang], Das Wasser [air] dan Die Sonne [matahari]. Bahasa Inggris cuma punya satu artikel untuk ini: The.

Bahasa Jerman juga mengenal artikel yang belum pasti atau spesifik dirujuk, Unbestimmter Artikel. Kata "ein" digunakan untuk menunjuk kata benda maskulin dan netral, dan "eine" untuk kata benda feminin. Misalnya, ein Haus (sebuah rumah) atau eine Mutter (seorang ibu).

Artikel dalam Bahasa Jerman akan turut menyesuaikan dirinya alias berubah bentuk bergantung pula pada Kasus. Apakah kasusnya Nominativ (siapa pelaku), Dativ (kepada siapa) atau Akkusativ (apa). Di sini, artikel Der dan Das menjadi Dem, sementara Die berubah menjadi Der.

Saya pikir, bagian inilah bagian paling sulit dari belajar Bahasa Jerman. Di satu sisi, kita harus memikirkan artikel dalam bentuk Genus di atas. Dan secara bersamaan, merubahnya ke dalam bentuk sesuai posisi Kasus kata benda tersebut.

Di luar itu, terdapat pula yang disebut dengan Genitiv. Ini biasa digunakan untuk kepemilikan. Misal: rumahnya, haknya, dll. Dalam bagian ini, Der dan Das berubah menjadi Des, lazimnya diikuti dengan penambahan akhiran -s pada kata benda yang dirujuk. Sementara Die menjadi Der.


CATATAN NO. 2

Uniknya, kata sifat (adjektiv) yang terkait dengan penggunaan-penggunaan di atas, juga ikut berubah mengikuti kata benda, artikel dan sudah barang tentu, posisi Kasus. Para ahli Bahasa Jerman menyebutnya sebagai deklinasi. Bahasa Jerman punya banyak Adjektivdeklination.

Saya membayangkan, seperti apa Cya akan ngomel pada saya, ketika kursus dia mulai masuk pada bagian deklinasi ini.


CATATAN NO. 3

Fadjar, sahabat saya yang juga lagi kursus Bahasa Jerman dan bergumul dengan "misteri" Der Die Das, memberikan beberapa tips berikut untuk memudahkan menghapal artikel penunjuk.

DER

*Orang dan profesi laki2
*Nama2 hari, bulan, musim
*Kata benda berakhiran: -and, -ent, -er, -ig, -ismus, -ist, -ling, -or

DIE

*Orang dan profesi perempuan
*Kebanyakan nama bunga dan pohon
*Kata benda berakhiran: -ei, -enz, -heit, -keit, -ie, -ik, -in, -ion, -schaft, -taet, -ung

DAS

*Kebanyakan kt benda dengan prefix -Ge
*Semua kata benda berakhiran: -chen, -lein (ini menjelaskan das Maedchen)
*Kebanyakan kata benda berakhiran: -nis, -ment, -o, -tum


5 komentar:

Anonim mengatakan...

kalau dalam bahasa Latin (warisan jaman Romawi), kata benda dikelompokkan masculin, feminim dan neutrum, tapi ndak mengunakan 'artikel' penunjuk; lalu grammernya jadi gampang-gampang rumit, gampang ndak revooot deng artikel, tapi rumit ketika dipasangkan dengan kata sifat yang tergantung dari genus itu.

Dalam Latin, neutrum bisa diatributi secara, atau maskulin atau feminim; tapi memang revootnya, ya itu dia! musti lihat kamus untuk tahu maskulin atau feminim.

kalu Itali lain lagi, mereka ndak mau bencong-bencongan deh, pilihannya: atau laki atau perempuan, hehehe. Apa yang disebut neutrum dalam grammer Itali adalah kata yang bisa maskulin , bisa feminim.

tapi lumayanlah, ada "titian keledai" untuk hafal mana M dan mana F yaitu umumnya kata benda berakhiran "O" adalah M, dan mengunakan artikel "Il" dan kata benda berakhiran "A" adalah F dan mengunakan artikel "La" (dengan sejumlah kerevooootan ketika ketemu kata benda berakhiran di luar dua huruf itu),

tapi lumayan banyak kata benda itali yang berakiran O/A dan semua kata yang mulai dengan vokal (a, e, i, o, u) cukup pasang "l'", contohnya:
L'amico mio (si chiama M) ama tanto l'amica mia (si chiama Cya), hehehe

Anonim mengatakan...

Son.. memang banyak perkecualian, tapi setidaknya ada beberapa patokan dasar yg bisa dipakai untuk misteri "der" "die" "das" ini..

"der"

*Orang dan profesi laki2
*Nama2 hari, bulan, musim
*Kata benda berakhiran: -and, -ent, -er, -ig, -ismus, -ist, -ling, -or

"die"

*Orang dan profesi perempuan
*Kebanyakan nama bunga dan pohon
*Kata benda berakhiran: -ei, -enz, -heit, -keit, -ie, -ik, -in, -ion, -schaft, -taet, -ung

"das"

*Kebanyakan kt benda dengan prefix -Ge
*Semua kata benda berakhiran: -chen, -lein (ini menjelaskan das Maedchen)
*Kebanyakan kata benda berakhiran: -nis, -ment, -o, -tum

Dari sini paling nggak jembatan kedelai, eh keledai nya yg bisa dilewati sepanjang 60 persen lah. Sisanya silahkan loncat, asal jangan kecebur di pasar Halle..

- Ein Hallenser (ini "der" ya..)

Anonim mengatakan...

Nggak cuma kita kok yg kesulitan belajar bahasa "sono".. Orang bule pun ngerasain hal yg sama waktu belajar bahasa kita..

Contohnya, ada temenku orang Amerika yg selalu menambahkan awalan "me" pada setiap kata kerja. Suatu ketika dia bilang gini: "Saya meninggal di Bandung"... Maksudnya dia mau bilang bahwa dia tinggal di Bandung.. Lha kita kita ya bengong aja dengernya, mau ketawa takut dia tersinggung dan malu..

Ya memang belajar bahasa harus dipakai terus, kalau perlu tiap hari. Salah-salah ya nyandak apa2 no..

- Eine Hallenserin (ini "die" lho ya..)

Anonim mengatakan...

... ternyata ada peserta kursus lain nih yang mampir kemari..

Cya, perkenalkan: Fadjar dan Vitri juga lagi belajar sekaligus bergumul dengan misteri "der", "die" dan "das" itu.

Fadjar, kayaknya koleksi buku gramatiknya makin yahud nih :)
Thanks untuk bocoran "patokan" menghapal artikel. (Di posting, aku tulis "kecenderungan").

Misteri itu kayaknya paling ampuh dipecahkan dengan menggunakan usul Vitri: kalo belajar bahasa mesti dipake tiap hari, ngga apa-apa biar salah.

(Sebagian) usul itu bisa dibaca: sudah waktunya Cya datang ke Jerman ..hehehe.

- Ein damaliger Hallenser (ini juga "der" ...)

Lingkan mengatakan...

Dear All,

(^_^) sudah waktunya Cya buat PR nih...

Thank You atas sekilas info dan titian keledai nya (seolah-olah harusnya ada. hehe).












Menangkap ikan di Danau Tondano, Sulawesi Utara (Foto: S Mumbunan).

Baca juga

Salah kaprah "Ekonomi pasar sosial"?

Elite muda Jakarta bikin ikrar. Mereka mengibarkan ekonomi pasar sosial dan sosial-demokrasi. Adakah yang keliru dengan konsep kaum muda itu?

Membongkar korupsi di utara Minahasa

Bupati Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, menuntut warganya sendiri milyaran Rupiah. Mengapa anak-anak muda setempat melawan Bupatinya? Apa kaitannya dengan Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur?


Posting terbaru

.

Komentar